Apresiasi dan Depresiasi Aktiva Tetap

Apresiasi dan Depresiasi Aktiva Tetap

Dalam akuntansi, kita sering mengenal istilah depresiasi yang biasa terjadi dalam aktiva tetap, dimana setiap periode yang sudah dilewati, nilai aktiva tetap tersebut akan menurun karena terjadi penyusutan. Tetapi apakah Anda tahu bahwa selain depresiasi, istilah apresiasi juga berlaku atas aktiva tetap. Pada pembahasan kali ini, akan dibahas mengenai apa itu apresiasi dan depresiasi aktiva tetap, bagaimana pengaruhnya terhadap aktiva tetap, dan contoh kasusnya.

Pengertian Apresiasi dan Depresiasi

Apresiasi, secara umum, adalah peningkatan nilai dari waktu ke waktu. Apresiasi hanya terjadi kepada item tertentu dan penyebab tertentu saja. Apresiasi akan menyebabkan nilai suatu item meningkat dari periode ke periode. Apresiasi biasanya kita temukan pada mata uang, aktiva tetap seperti properti, aktiva tidak berwujud seperti merek dagang ataupun logam mulia. Sebaliknya, depresiasi adalah penurunan nilai dari waktu ke waktu. Depresiasi biasanya ditemukan di aktiva tetap bergerak, seperti kendaraan atau mesin. Depresiasi akan membuat nilai suatu item akan menurun. Jadi dari penjelasan di atas, apresiasi menunjukkan peningkatan nilai dan depresiasi menunjukkan penurunan.

Hubungan antara Apresiasi dan Depresiasi dengan Aktiva Tetap

Setelah mengetahui pengertian secara umum mengenai apresiasi dan depresiasi, kali ini kita akan membahas bagaimana hubungannya terhadap aktiva tetap. Dalam aktiva tetap, apresiasi akan membuat nilai aktiva tersebut meningkat terus. Penyebab apresiasi dalam aktiva tetap adalah :

1. Penawaran dan Permintaan

Dalam hal ini, ketika terjadi kenaikan permintaan ataupun langkanya sebuah aset, makanya akan terjadi kenaikan harga juga pada aset tersebut. Misalnya permintaan rumah di suatu daerah meningkat tajam karena dekat dengan pusat perkotaan, sehingga membuat harga rumah tersebut naik.

2. Inflasi

Dalam ekonomi, inflasi merupakan hal yang lumrah dan bisa saja terjadi dalam harga barang, sehingga harga barang akan meningkat dengan adanya inflasi yang terjadi.

Sebaliknya depresiasi membuat penurunan nilai terhadap aset tersebut. Penyebab terjadi depresiasi dalam aktiva tetap adalah seringnya dipakainya, umur yang sudah tua dan munculnya kerusakan pada aktiva tersebut.

Contoh Kasus

Contoh dari apresiasi dalam aktiva tetap adalah Tuan Andi memiliki 1 hektar tanah di daerah Balaraja senilai Rp 300.000.000 yang dibeli pada tahun 2000. Namun di tahun 2010, mulai dibangun Kawasan Industri Balaraja, yang membuat daerah tersebut menjadi ramai industri. Pada tahun yang sama juga tanah Tuan Andi dihargai Rp 1.000.000.000 per 1 hektar untuk dibuat pabrik konveksi. Dari contoh ini, tanah Tuan Andi mengalami apresiasi dikarenakan terjadinya pembangunan industri yang menyebabkan harga tanah menjadi naik.

Sedangkan, contoh dari depresiasi dalam aktiva tetap adalah Ibu Ani memiliki kendaraan mobil senilai Rp 250.000.000 yang dibeli pada tahun 2019. Pada tahun 2021, Ibu Ani berniat untuk menjual mobilnya karena ingin mengganti yang baru. Selama digunakan, mobil Ibu Ani telah mengalami penyusutan dan penggantian sparepart, sehingga nilainya menurun menjadi Rp 175.000.000. Dari contoh ini, mobil Ibu Ani mengalami depresiasi karena mengalami penyusutan selama masa penggunaannya.