PMK 147/PMK.01/2020 – Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP)

PMK 147/PMK.01/2020 Tentang Pelaksanaan Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) untuk pemberian pelayanan publik tertentu di lingkungan Kementerian Keuangan.

PMK 147/PMK.01/2020

Menteri Keuangan mengeluarkan peraturan tentang pelaksanaan konfirmasi status wajib pajak dalam rangka pemberian pelayanan publik tertentu di lingkungan kementerian keuangan.

Peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.147/PMK.01/2020. Otoritas mengatakan terdapat kebutuhan untuk melakukan peningkatan pemantauan dan pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak melalui KSWP dalam pemberian pelayanan publik tertentu.

Guna mengoptimalkan peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak dan non pajak, bahwa diperlukan adanya pemenuhan upaya pencegahan korupsi yang lebih optimal oleh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya yang merupakan salah satu aksi pencegahan korupsi.

Unit di lingkungan Kementerian Keuangan yang melaksanakan Pelayanan Publik Tertentu harus melakukan KSWP untuk memperoleh Keterangan Status Wajib Pajak. Jika Keterangan Status Wajib Pajak memuat status valid, proses pemberian layanan publik tertentu dapat dilanjutkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Baca juga : Pengertian KSWP)

Jenis pelayanan publik tertentu yang dimaksud berdasarkan PMK 147/PMK.01/2020, meliputi:

  1. perizinan penilai publik;
  2. perizinan kantor jasa penilai publik;
  3. perizinan cabang kantor jasa penilai publik;
  4. perizinan aktuaris publik;
  5. perizinan kantor konsultan aktuaria;
  6. perizinan akuntan publik;
  7. pendaftaran rekan non-akuntan publik;
  8. perizinan kantor akuntan publik;
  9. perizinan cabang kantor akuntan publik;
  10. pendaftaran akuntan beregister;
  11. perizinan kantor jasa akuntan;
  12. perizinan cabang kantor jasa akuntan;
  13. perizinan operasional balai lelang swasta nasional, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah;
  14. perizinan operasional balai lelang patungan swasta nasional, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah, dan/atau swasta asing yang bekerja sama;
  15. permohonan pemanfaatan barang milik negara yang berada pada pengelola barang atau pengguna barang dengan mekanisme sewa, kerjasama pemanfaatan, kerjasama penyediaan infrastruktur, bangun guna serah, atau bangun serah guna;
  16. pengangkatan Pejabat Lelang Kelas II;
  17. permohonan perpanjangan masa jabatan sebagai Pejabat Lelang Kelas II, dan/atau perubahan nama Pejabat Lelang Kelas II;
  18. permohonan lelang eksekusi dan non eksekusi atas barang milik swasta, badan hukum, atau badan usaha;
  19. perizinan dealer utama (bank dan perusahaan efek);
  20. perizinan peserta lelang surat berharga syariah negara (bank dan perusahaan efek);
  21. perizinan mitra distribusi surat utang negara;
  22. sertifikasi ahli kepabeanan;
  23. registrasi kepabeanan;
  24. pembukaan blokir akses kepabeanan;
  25. perizinan tempat penimbunan berikat;
  26. perizinan tempat penimbunan sementara;
  27. perizinan kemudahan impor tujuan ekspor;
  28. perizinan nomor pokok pengusaha barang kena cukai;
  29. perizinan perusahaan jasa titipan;
  30. perizinan pusat logistik berikat;
  31. izin praktik konsultan pajak;
  32. peningkatan izin praktik konsultan pajak;
  33. perpanjangan masa berlaku kartu izin praktik konsultan pajak;
  34. penerbitan kembali salinan izin praktik dan/atau kartu izin praktik konsultan pajak karena hilang;
  35. penerbitan kembali kartu izin praktik konsultan pajak karena perubahan data diri; dan
  36. legalisasi fotokopi salinan izin praktik dan/atau kartu izin praktik konsultan pajak.

(IS – 2101)