Mengenal Apa Itu Resesi

Resesi

Banyak negara di dunia yang mengalami resesi karena pandemi Covid-19 ini. Resesi hampir pasti dialami Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020. Menurutnya pada kuartal III, perekonomian Indonesia akan mengalami kontraksi hingga minus 2,9 persen. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan berada di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1,1 persen.

Apa itu Resesi?

Resesi adalah kondisi ketika produk domestik bruto (GDP) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi dapat mengakibatkan penurunan secara simultan pada seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan.

Penyebab Resesi

1. Inflasi dan deflasi

Inflasi dibutuhkan agar pertumbuhan ekonomi terjalin. Namun, inflasi yang tinggi malah akan menyulitkan kondisi ekonomi suatu negara. Karena harga komoditas melonjak dan daya beli masyarakat tak sanggup menjangkaunya terutama kelas menengah ke bawah. Kondisi ini akan semakin memburuk apabila daya beli masyarakat menurun sehingga menyebabkan deflasi. Harga komoditas yang menurun drastis juga mempengaruhi pendapatan dan laba perusahaan. Hal ini mengakibatkan biaya produksi tidak bisa tertutup dan volume produksi menurun.

2. Guncangan ekonomi.

Peristiwa tak terduga yang menyebabkan gangguan ekonomi yang meluas, seperti bencana alam atau serangan teroris.

3. Suku bunga tinggi

Faktor yang satu ini memang tak bisa lepas dari sektor ekonomi. Di satu sisi, kenaikan suku bunga dimaksudkan untuk melindungi nilai mata uang. Namun di sisi lain, peningkatan suku bunga yang terlalu tinggi justru membebani para debitur, sehingga mengakibatkan terjadi kredit macet. Kredit macet dalam jumlah besar jelas akan berdampak sistemik pada dunia perbankan. Ketika dunia perbankan kolaps, terjadilah resesi.

4. Kebijakan pemerintah

Sejatinya pemerintah dituntut untuk berupaya menyejahterakan rakyatnya melalui kebijakan-kebijakan ekonomi yang melindungi perekonomian rakyat. Namun, tak selalu kebijakan pemerintah membuahkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Ada kalanya pemerintah salah dalam mengambil kebijakan ekonomi.

5. Kehilangan kepercayaan konsumen.

Ketika konsumen mengkhawatirkan keadaan ekonomi, mereka memperlambat pengeluaran mereka dan menyimpan uang. Karena hampir 70% dari PDB bergantung pada belanja konsumen, seluruh perekonomian dapat melambat secara drastis.

Dampak Resesi

  • Tingkat pengangguran meningkat
  • Tingkat kemiskinan meningkat
  • Pinjaman pemerintah melonjak tinggi
  • Harga aset menurun
  • Kebiasaan belanja berubah
  • Penjualan melambat
  • Produksi atas barang dan jasa merosot

Hingga saat ini sudah terdapat beberapa negara mengonfirmasi terjadinya resesi. Resesi dapat diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal berturut-turut. Apabila pertumbuhan negatif berlangsung lama, maka negara tersebut masuk dalam fase depresi. Mengutip data dari Daily Express, Kamis 27 Agustus 2020, berikut ini beberapa negara yang tak bisa selamat dari ancaman resesi akibat pandemi Covid-19:

  1. Amerika Serikat

Pada kuartal I-2020 Amerika Serikat mencatat pertumbuhan ekonomi minus 5 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 32,9 persen.

  1. Jerman

Pada kuartal I-2020 Jerman mencatat pertumbuhan ekonomi minus 2 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 10,1 persen.

  1. Perancis

Pada kuartal I-2020 Perancis mencatat pertumbuhan ekonomi minus 5,9 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 13,8 persen.

  1. Italia

Pada kuartal I-2020 Italia mencatat pertumbuhan ekonomi minus 5,5 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 17,3 persen.

  1. Spanyol

Pada kuartal I-2020 Spanyol mencatat pertumbuhan ekonomi minus 5,2 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 18,5 persen.

  1. Hongkong

Pada kuartal I-2020 Hongkong mencatat pertumbuhan ekonomi minus 9 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 9 persen.

  1. Filipina

Pada kuartal I-2020 Filipina mencatat pertumbuhan ekonomi minus 15,2 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 16,5 persen.

  1. Inggris

Pada kuartal I-2020 Inggris mencatat pertumbuhan ekonomi minus 2,2 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 20,4 persen.

  1. Malaysia

Pada kuartal I-2020 Malaysia mencatat pertumbuhan ekonomi minus 2 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 16,5 persen.

  1. Polandia

Pada kuartal I-2020 Polandia mencatat pertumbuhan ekonomi minus 0,4 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 8,9 persen.

  1. Thailand

Pada kuartal I-2020 Thailand mencatat pertumbuhan ekonomi minus 1,8 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 12,2 persen.

  1. Jepang

Pada kuartal I-2020 Jepang mencatat pertumbuhan ekonomi minus 0,6 persen dan pada kuartal II-2020 pertumbuhan minus hingga 7,8 persen.

(IS – 2011)