Likuiditas Perusahaan Dan Cara Meningkatkannya

Likuiditas PerusahaanKemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek merupakan salah satu faktor penentu kelangsungan operasionalnya. Likuiditas perusahaan, sebagai indikator fleksibilitas keuangan, tidak hanya mencerminkan kemampuan untuk membayar utang, tetapi juga menunjukkan kesehatan keuangan secara keseluruhan. Perusahaan dengan likuiditas yang baik lebih siap menghadapi tantangan bisnis, mulai dari fluktuasi pasar hingga kebutuhan mendesak yang tak terduga.

Namun, likuiditas bukan sekadar angka di laporan keuangan, melainkan suatu fondasi yang mendukung stabilitas dan pertumbuhan. Baik perusahaan besar maupun kecil, menjaga likuiditas menjadi prioritas utama untuk memastikan kelangsungan usaha. Artikel ini akan membahas tentang likuiditas perusahaan, mulai dari pengertian, pentingnya, indikator yang digunakan, dampak, hingga strategi untuk meningkatkannya.

Pengertian Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo tanpa mengganggu operasi bisnis yang normal. Dalam konteks keuangan, likuiditas menggambarkan seberapa cepat aset perusahaan dapat diubah menjadi kas atau setara kas untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Likuiditas tidak hanya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan, tetapi juga mencerminkan stabilitas operasional dalam jangka pendek.

Menurut Kasmir, dalam bukunya “Pengantar Akuntansi”, likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya, meliputi kas, piutang, persediaan, dan aset lainnya yang dapat dengan mudah diubah oleh perusahaan menjadi uang tunai dengan waktu yang cepat dan singkat.

Kasmir juga menekankan bahwa likuiditas sering kali diukur dengan menggunakan rasio likuiditas, seperti rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio), yang berguna untuk mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam mengelola aset lancarnya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek seperti utang, pajak gaji karyawan dan sejenisnya.

Pentingnya Likuiditas

Likuiditas memegang peranan penting dalam memastikan kelangsungan operasi perusahaan, di antaranya yaitu:

1. Keberlanjutan Operasional

Likuiditas yang memadai memastikan perusahaan dapat terus menjalankan operasinya tanpa gangguan meskipun menghadapi kewajiban mendesak.

2. Kepercayaan Investor dan Kreditur

Tingkat likuiditas yang baik meningkatkan kepercayaan dari pihak eksternal, seperti investor dan kreditur, terhadap kemampuan perusahaan untuk mengelola keuangannya.

3. Pengelolaan Risiko

Dengan likuiditas yang cukup, perusahaan dapat mengurangi risiko gagal bayar (default) yang dapat mengakibatkan dampak buruk pada reputasi maupun stabilitas keuangan.

4. Fleksibilitas Keuangan

Likuiditas yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk merespons peluang atau tantangan keuangan yang tiba-tiba.

Indikator Likuiditas

Likuiditas diukur melalui berbagai rasio keuangan yang memberikan gambaran tentang kesehatan keuangan perusahaan. Beberapa indikator utama likuiditas meliputi:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek menggunakan seluruh aset lancarnya.

Rumus:

current ratio

  • Jika rasio lancar > 1, bisa diartikan perusahaan dianggap cukup likuid untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
  • Jika rasio lancar < 1, bisa diartikan perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
  • Secara ideal, rasio lancar sebaiknya berada dalam kisaran 1,5 hingga 2,5.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan, karena persediaan mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk dikonversi menjadi kas.

Rumus:

quick ratio

  • Jika rasio cepat > 1, berarti perusahaan memiliki cukup aset yang sangat likuid untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa tergantung pada penjualan persediaan.
  • Jika rasio cepat < 1, perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menjual persediaannya

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek menggunakan kas dan setara kas saja.

Rumus:

cash ratio

  • Jika rasio kas > 1, berarti perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya sepenuhnya hanya dengan kas dan setara kas.
  • Jika rasio kas < 1, perusahaan mungkin perlu mengandalkan aset lancar lainnya (seperti piutang atau persediaan) untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Dampak Likuiditas Rendah

Kurangnya likuiditas dapat menimbulkan berbagai risiko seperti:

  1. Perusahaan dengan likuiditas rendah akan kesulitan membayar utang jangka pendek, seperti utang usaha, pinjaman bank, dan gaji karyawan, yang dapat menyebabkan kerugian finansial atau bahkan kebangkrutan.
  2. Perusahaan yang kekurangan kas mungkin harus meminjam dengan bunga lebih tinggi atau menjual aset dengan harga rendah untuk memenuhi kewajiban, yang akan mengurangi keuntungan.
  3. Kesulitan dalam memenuhi kewajiban dapat menurunkan reputasi perusahaan sehingga merusak kepercayaan krediturdan investor, serta mengurangi kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan di masa depan.
  4. Rendahnya likuiditas menyebabkan gangguan operasional, sebab Jika kas tidak mencukupi, perusahaan mungkin harus menunda pembelian bahan baku atau operasional lainnya, yang menghambat kelancaran kegiatan usaha.
  5. Dalam kasus ekstrim, perusahaan dengan likuiditas sangat rendah berisiko bangkrut karena tidak mampu membayar kewajiban atau memperoleh pendanaan tambahan.

Cara Meningkatkan Likuiditas

  1. Memastikan bahwa kas dan setara kas cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan mendesak, serta mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
  2. Perusahaan dapat mempercepat perputaran piutang dengan cara mengurangi masa tunggu pembayaran dengan memperketat kebijakan kredit dan melakukan penagihan lebih cepat untuk mempercepat aliran kas masuk.
  3. Menjual aset yang tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan, seperti perlengkapan usang atau tanah yang tidak terpakai, untuk menambah kas.
  4. Mengurangi utang jangka pendek dengan cara melakukan negosiasikan perpanjangan jangka waktu utang atau melakukan restrukturisasi utang agar lebih mudah dikelola tanpa mengganggu likuiditas.
  5. Menurunkan stok persediaan yang berlebihan dan mengoptimalkan perputaran persediaan untuk mengurangi uang yang terikat dalam barang yang tidak terjual.
  6. Meningkatkan akses ke fasilitas kredit atau mencari sumber pembiayaan jangka pendek lainnya yang dapat membantu menambah kas dalam kondisi mendesak.
  7. Jika memungkinkan, perusahaan dapat menahan pembagian dividen untuk meningkatkan cadangan kas yang dapat digunakan untuk operasional.

Kesimpulan dari artikel ini, likuiditas merupakan salah satu aspek penting dalam analisis keuangan perusahaan. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek mencerminkan kondisi keuangan dan stabilitas operasional perusahaan. Dengan menggunakan indikator likuiditas seperti current ratio, quick ratio, dan cash ratio, perusahaan dapat memantau dan meningkatkan likuiditasnya untuk menjaga keberlanjutan bisnis dan kepercayaan pihak eksternal.

Gunakan aplikasi Krishand untuk mendukung aktivitas pekerjaan Anda. Banyak berbagai pilihan aplikasi Krishand untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan untuk mendukung operasional perusahaan agar lebih efisien. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi krishandsoftware.com.

AK-2501

Lihat Juga: Aplikasi Payroll