Menentukan harga jual produk atau jasa adalah salah satu keputusan paling krusial yang harus diambil oleh perusahaan. Penentuan harga jual yang tepat tidak hanya memastikan keberlanjutan operasional, tetapi juga memengaruhi daya saing di pasar. Ada banyak metode dalam penetapan harga, salah satu metode yang sering digunakan adalah Cost-Plus Pricing. Metode ini tidak hanya menawarkan kesederhanaan dalam perhitungan, tetapi juga memberikan jaminan bahwa semua biaya produksi tertutupi, sekaligus memastikan margin keuntungan yang diinginkan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang pengertian, pendekatan, rumus perhitungan, keunggulan, kelemahan, serta penerapan metode Cost-Plus Pricing.
Pengertian Cost-Plus Pricing
Menurut Mulyadi (2001:349) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Manajemen, pendekatan Cost-Plus Pricing adalah metode penetapan harga yang dihitung berdasarkan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa, ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkan. Dalam hal ini, total biaya meliputi biaya tetap dan biaya variabel, dan harga jual produk dihitung dengan cara menambahkan markup tertentu (margin keuntungan) pada total biaya tersebut. Margin keuntungan ini biasanya dihitung dalam bentuk persentase yang ditentukan oleh perusahaan berdasarkan target laba, risiko bisnis, atau kondisi pasar.
Metode ini digunakan untuk memastikan bahwa setiap produk yang dijual dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan perusahaan, sehingga metode ini memberikan keamanan finansial bagi perusahaan, terutama yang beroperasi di industri dengan struktur biaya yang kompleks.
Cost-Plus Pricing sangat cocok untuk perusahaan yang memiliki kendali penuh atas proses produksi atau untuk produk dengan permintaan yang stabil. Misalnya, perusahaan manufaktur atau penyedia jasa kontrak sering menggunakan metode ini karena biaya produksi dapat dihitung dengan jelas.
Pendekatan dalam Cost-Plus Pricing
Mulyadi juga menjelaskan bahwa dalam Cost-Plus Pricing, ada dua jenis pendekatan yang umum digunakan untuk menghitung biaya, yaitu:
- Full Cost Pricing
Pendekatan ini menghitung harga jual berdasarkan total biaya produksi, termasuk biaya tetap dan biaya variabel. Metode ini memastikan semua biaya operasional tertutup, sehingga memberikan keamanan jangka panjang bagi perusahaan. Pendekatan ini biasanya digunakan oleh perusahaan dengan permintaan pasar yang stabil dan produk yang memiliki masa penggunaan yang lama.
- Variable Cost Pricing
Pendekatan ini hanya memperhitungkan biaya variabel, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung dalam penetapan harga jual, tanpa memasukkan biaya tetap. Harga yang dihasilkan biasanya lebih kompetitif, cocok untuk strategi jangka pendek atau menghadapi persaingan harga yang ketat.
Variable Cost Pricing sering digunakan untuk strategi promosi, seperti diskon khusus dan pada situasi di mana perusahaan ingin mengoptimalkan kapasitas produksi tanpa menaikkan harga secara signifikan.
Contoh perhitungan:
Diketahui:
- Biaya bahan baku: Rp100.000
- Biaya tenaga kerja langsung: Rp30.000
- Biaya overhead: Rp20.000
- Margin: 25%
Perhitungan Full Cost Pricing
- Total Biaya Produksi= Rp10000 + Rp30.000 + Rp20.000 = Rp150.000
- Margin = Rp15000 × 25% = Rp37.500
- Harga Jual = Rp15000 + Rp37.500 = Rp187.500
Perhitungan Variable Cost Pricing
- Total Biaya Variabel= Rp10000 + Rp30.000 = Rp130.000
- Margin = Rp13000 × 25% = Rp32.500
- Harga Jual = Rp130.000 + Rp32.500 = Rp162.500
Keunggulan Cost-Plus Pricing
- Sederhana dan Mudah Diterapkan
Metode ini mudah diterapkan karena cukup mengandalkan data biaya yang sudah dimiliki perusahaan. Tidak perlu melakukan riset pasar yang mendalam untuk menentukan harga.
- Menjamin Keuntungan
Dengan menambahkan margin keuntungan pada biaya produksi, metode ini memastikan bahwa setiap produk yang dijual memberikan laba yang cukup bagi perusahaan.
- Cocok untuk Produk dengan Permintaan Stabil
Cost-Plus Pricing sangat cocok untuk industri dengan permintaan yang konsisten, seperti manufaktur, konstruksi, atau jasa profesional.
- Meminimalkan Risiko Kerugian
Karena semua biaya dihitung dalam penetapan harga, risiko kerugian akibat harga jual yang terlalu rendah dapat diminimalkan.
Kelemahan Cost-Plus Pricing
- Mengabaikan Kondisi Pasar
Metode Cost-Plus Pricing tidak mempertimbangkan permintaan pelanggan atau harga kompetitor. Akibatnya, harga yang ditentukan bisa terlalu tinggi untuk pasar tertentu, sehingga mengurangi daya saing.
- Kurang Fleksibel
Cost-Plus Pricing kurang responsif terhadap perubahan biaya atau dinamika pasar. Misalnya, jika biaya produksi naik, harga jual juga naik, yang dapat menurunkan daya tarik produk di mata pelanggan.
- Berisiko pada Pasar Kompetitif
Dalam pasar yang kompetitif, metode ini bisa menghasilkan harga yang terlalu tinggi dibandingkan kompetitor yang menggunakan pendekatan berbasis nilai (value-based pricing).
- Tidak Memotivasi Efisiensi Biaya
Karena harga jual selalu ditambahkan dengan margin keuntungan, perusahaan cenderung tidak terdorong untuk mengurangi biaya produksi atau meningkatkan efisiensi.
Demikian artikel mengenai pengertian Cost-Plus Pricing. Dapat disimpulkan banwa Cost-Plus Pricing merupakan metode sederhana yang efektif untuk memastikan biaya tertutupi sambil memperoleh keuntungan. Metode ini sering digunakan di industri yang memiliki biaya produksi yang relatif tetap dan terstruktur dengan jelas, namun kurang efektif dalam pasar yang sangat dinamis di mana harga sering dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti persaingan atau permintaan pasar.
Krishand menjual berbagai pilihan aplikasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan untuk mendukung operasional perusahaan agar lebih efisien. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi krishandsoftware.com.
AK-2412
Lihat Juga: Harga Software Payroll