2 Pendekatan Pada Metode Penetapan Harga

Metode Penetapan HargaMetode penetapan harga merupakan elemen penting dalam strategi bisnis yang menentukan bagaimana harga suatu produk atau layanan dihitung dan ditetapkan. Metode penetapan harga ini bukan hanya sekadar menentukan angka, melainkan mencakup proses dan pendekatan yang mempertimbangkan faktor biaya produksi, nilai yang dirasakan konsumen, tingkat persaingan, hingga permintaan pasar. Pada artikel sebelumnya sudah dibahas tentang strategi penetapan harga, artikel kali ini akan membahas tentang metode penetapan harga dan dua pendekatannya.

Perbedaan Strategi dan Metode Penetapan Harga

Strategi dan metode penetapan harga sering dianggap sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan mendasar. Strategi penetapan harga lebih fokus pada tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan. Di sisi lain, metode penetapan harga merupakan cara konkret dalam menghitung harga sesuai dengan biaya, nilai yang dirasakan konsumen, atau kondisi pasar.

Dapat disimpulkan bahwa strategi penetapan harga adalah arah yang diinginkan, sementara metode adalah langkah-langkah praktis yang digunakan untuk menghitung harga berdasarkan strategi yang telah dipilih.  Atau bisa juga dikatakan bahwa strategi penetapan harga adalah kerangka kerja yang lebih luas, sementara metode penetapan harga adalah alat yang digunakan untuk menerapkan strategi tersebut.

Dalam metode penetapan harga, terdapat dua pendekatan utama, yaitu Cost-Oriented Pricing dan Market-Oriented Pricing. Berikut penjelasan mengenai metode-metode yang termasuk dalam kedua pendekatan ini.

1. Cost-Oriented Pricing Method

Pendekatan pertama yaitu Cost-Oriented Pricing method atau metode penetapan harga berdasarkan biaya. Metode ini berfokus pada biaya produksi sebagai dasar penentuan harga. Tujuannya adalah untuk menutup semua biaya produksi dan mendapatkan keuntungan yang telah ditetapkan.

Beberapa metode dalam pendekatan ini antara lain:

  1. Markup Pricing

Markup Pricing merupakan metode paling sederhana di mana harga jual ditentukan dengan menambahkan persentase tertentu (markup) pada biaya produksi. Persentase markup ini dapat bervariasi tergantung pada tingkat persaingan, permintaan pasar, dan tujuan profitabilitas perusahaan.

Contoh: Jika sebuah perusahaan memproduksi baju dengan biaya Rp50.000 dan ingin mendapatkan markup 30%, maka harga jualnya adalah Rp50.000 + (30% x Rp50.000) = Rp65.000.

  1. Cost-Plus Pricing

Cost-Plus Pricing adalah metode penetapan harga yang memperhitungkan semua biaya yang terkait dengan produksi, pemasaran, dan distribusi produk. Setelah itu, ditambahkan persentase markup untuk mendapatkan harga jual.

Contoh: Selain biaya produksi Rp50.000, perusahaan juga mengeluarkan biaya pemasaran Rp10.000 dan biaya distribusi Rp5.000. Jika ingin markup 20%, maka harga jualnya adalah (Rp50.000 + Rp10.000 + Rp5.000) + (20% x Rp65.000) = Rp81.200.

  1. Target-Return Pricing

Target Return Pricing yaitu metode penetapan harga yang bertujuan mencapai tingkat pengembalian investasi tertentu atau Return on Investment (ROI). Perusahaan menghitung total biaya produksi dan kemudian menentukan harga jual yang akan menghasilkan keuntungan yang diinginkan.

Contoh: Jika perusahaan menginvestasikan Rp1.000.000.000 untuk memproduksi 100.000 unit produk dan ingin mendapatkan pengembalian 25%, maka total pendapatan yang harus dicapai adalah Rp1.250.000.000. Dengan demikian, harga jual per unit adalah Rp12.500.

  1. Break-Even Pricing

Break-Even Pricing atau Harga Impas adalah sebuah metode penetapan harga di mana harga produk atau jasa ditetapkan sedemikian rupa sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Dengan kata lain, pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk tersebut sama persis dengan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi dan menjualnya.

Contoh: Jika sebuah perusahaan memproduksi 10.000 unit produk dengan biaya tetap Rp100.000.000 dan biaya variabel per unit Rp5.000, maka harga impas adalah (Rp100.000.000 / 10.000) + Rp5.000 = Rp15.000

2. Market-Oriented Pricing Method

Market-Oriented Pricing Method merupakan metode yang tidak hanya berfokus pada biaya produksi, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Metode ini berorientasi pada pasar dan nilai yang dirasakan oleh konsumen, serta persaingan. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dalam menyesuaikan harga agar sesuai dengan kondisi pasar, daya beli konsumen, dan posisi kompetitif.

Berikut adalah metode-metode yang termasuk dalam pendekatan Market-Oriented Pricing:

  1. Perceived Value Pricing

Perceived Value Pricing adalah metode di mana harga ditentukan berdasarkan persepsi konsumen terhadap nilai produk berupa kualitas, merek, desain, atau manfaat yang dirasakan, bukan sekadar biaya produksi.

Produk premium seperti parfum atau produk elektronik high-end sering kali menggunakan metode ini, di mana konsumen bersedia membayar harga tinggi karena menganggap produk tersebut memiliki nilai yang lebih tinggi.

  1. Value Pricing

Dalam metode ini, perusahaan menawarkan produk dengan kualitas baik pada harga yang terjangkau, sehingga konsumen merasa mendapatkan “value for money”, nilai yang dirasakan konsumen sebanding dengan harga yang dibayarkan.

Value Pricing cocok untuk produk-produk yang ingin menarik konsumen dengan harga yang kompetitif tanpa mengurangi kualitas. Perusahaan ritel atau supermarket sering menerapkan metode ini pada produk yang dijual dalam jumlah besar.

  1. Going Rate Pricing

Metode Going Rate Pricing menetapkan harga dengan mengacu pada harga rata-rata yang ada di pasar untuk produk dan jasa yang serupa. Perusahaan sering kali memilih metode ini untuk menyesuaikan harga produk dengan harga pesaing untuk menjaga daya saing. Metode ini biasa diterapkan pada industri seperti bahan bakar atau produk komoditas.

  1. Differential Pricing

Differential Pricing adalah metode di mana perusahaan menetapkan harga yang berbeda untuk segmen pasar yang berbeda atau dalam kondisi tertentu. Harga dapat bervariasi tergantung lokasi, waktu, atau karakteristik konsumen. Contoh dari metode ini adalah pemberian harga diskon pada hari tertentu, atau penetapan harga yang berbeda di berbagai wilayah.

  1. Auction Type Pricing

Auction Type Pricing adalah metode di mana harga ditentukan melalui proses lelang, di mana pembeli bersaing untuk memberikan tawaran harga tertinggi, biasanya dalam penjualan barang antik, seni, atau barang-barang yang langka. Lelang online seperti eBay juga menerapkan metode ini, di mana konsumen menawar barang hingga mencapai harga tertinggi yang diinginkan.

Demikian artikel mengenai dua pendekatan pada metode penetapan harga, Kedua pendekatan ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Cost-Oriented Pricing lebih mudah dihitung, namun kurang memperhatikan faktor pasar. Market-Oriented Pricing lebih fleksibel, namun membutuhkan analisis pasar yang mendalam. Idealnya, perusahaan menggabungkan kedua pendekatan ini untuk mendapatkan harga yang optimal.

Krishand menjual berbagai pilihan aplikasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan untuk mendukung operasional perusahaan agar lebih efisien. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi krishandsoftware.com.

AK-2412

Lihat Juga: Aplikasi Payroll