Pada artikel sebelumnya sudah dibahas mengenai pembuatan daftar perkiraan. Artikel kali ini ini kita akan membahas lebih dalam mengenai pembuatan daftar perkiraan khususnya mengenai pengkodean daftar perkiraan. Seperti yang kita ketahui setiap perusahaan dapat memiliki daftar perkiraan yang berbeda-beda antara perusahaan satu dengan perusahaan lain. Masih berhubungan dengan pembuatan daftar perkiraan, kita akan bahas secara khusus mengenai pengkodean perkiraan perusahaan. Lebih jelasnya simak pada artikel berikut.
Syarat Daftar Perkiraan
Ada beberapa syarat dalam pembuatan daftar perkiraan, adapun syarat-syarat tersebut di antaranya sebagai berikut:
- Memiliki pengkodean yang unik
Dalam pembuatan daftar perkiraan setiap perkiraan/akun harus memiliki kode atau penomoran. Pengkodean tersebut harus dibuat secara unik atau tidak ada perkiraan yang memiliki kode yang sama. Hal tersebut dapat memudahkan user untuk mengidentifikasi masing-masing perkiraan dan pengecekkan transaksi.
- Terdapat pengelompokan atau sub pengelompokan
Untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki daftar perkiraan yang cukup banyak, sebaiknya daftar perkiraan tersebut dibuat dalam kelompok atau bahkan sub pengelompokan. Sebagai contoh umumnya kas, bank, piutang, peralatan dan lainnya dikelompokan dalam aktiva lancar. Jika hal tersebut dirasa masih belum mencukupi, perusahaan dapat membuat sub pengelompokan untuk mempermudah dalam pengelolaan. Contohnya: kas perusahaan terbagi menjadi beberapa jenis maka perusahaan dapat membuat sub pengelompokan, di mana dalam aktiva lancar terdapat akun kas dan di dalam akun kas tersebut terdapat sub perkiraan seperti kas besar, kas kecil dan lainnya.
- Tersusun secara berurutan
Untuk memudahkan sebaiknya perusahaan membuat nomor perkiraan secara berurutan. Di Indonesia umumnya urutan perkiraan yang digunakan adalah aktiva, hutang, modal, pendapatan dan yang terakhir beban. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan dalam perkiraan tersebut memiliki sub-sub perkiraan masing-masing dalam urutan tersebut.
- Nama akun dan pengkodean sebaiknya singkat dan jelas
Untuk penamaan dan pengkodean perkiraan yang digunakan perusahaan sebaiknya dibuat sesingkat mungkin dan dapat memudahkan user dalam mengidentifikasi akun.
Kelompok Akun
Dalam akuntansi akun dapat dikelompokan untuk mempermudah dalam identifikasi kegiatan usaha/transaksi. Adapun pengelompokan atau penggolongan akun tersebut di antaranya:
- Aktiva
Aktiva dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Untuk pembahasan lengkap mengenai dua jenis aktiva tersebut dapat Anda baca pada artikel kami dengan judul dua jenis aktiva dalam akuntansi.
- Hutang
Hutang atau disebut juga dengan kewajiban dibagi menjadi 2, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Untuk pembahasan lengkap mengenai hutang dan jenisnya dapat Anda baca pada artikel kami dengan judul pengertian utang dan jenis-jenisnya.
- Ekuitas/Modal
Modal perusahaan sedikitnya dapat terdiri dari 3 komponen, yaitu modal disetor/modal awal, laba ditahan dan laba tahun berjalan. Untuk laba kami bahas secara khusus pada artikel kami dengan judul laba dalam akuntansi.
- Pendapatan
Pendapatan pada umumnya tidak ada pemisahaan secara khusus, akan tetapi ada beberapa perusahaan yang membedakan pendapatannya berdasarkan penjualan dan pendapatan lainnya/selain penjualan seperti pendapatan jasa atau lainnya.
- Beban/biaya.
Beban atau biaya dibedakan menjadi 2 yaitu beban usaha langsung dan beban usaha tidak langsung. Untuk pembahasan mengenai perbedaan beban dan biaya dapat Anda baca lengkapnya pada artikel kami dengan judul perbedaan beban dan biaya.
Pengkodean Secara Umum
Pengkodean perkiraan masing-masing negara dapat berbeda namun ada juga yang memiliki kesamaan. Untuk pengkodean akun yang umum digunakan di Indonesia adalah sebagai berikut:
Kode | Akun | Keterangan |
1 | Aktiva | Akun utama |
11 | Aktiva Lancar | Golongan Aktiva |
12 | Aktiva Tetap | Golongan Aktiva |
2 | Hutang/Kewajiban | Akun Utama |
21 | Hutang/Kewajiban Jangka Pendek | Golongan Kewajiabn |
22 | Hutang/Kewajiban Jangka Panjang | Golongan Kewajiban |
3 | Modal | Akun Utama |
31 | Modal Disetor | Komponen Modal |
32 | Laba Ditahan | Komponen Modal |
33 | Laba Tahun Berjalan | Komponen Modal |
4 | Pendapatan/Penjualan | Akun Utama |
41 | Penjualan/Pendapatan | Jenis Pendapatan |
42 | Pendapatan Lain-Lain | Jenis Pendapatan |
5 | Beban/Biaya | Akun utama |
51 | Beban/Biaya Langsung | Golongan Beban/biaya |
52 | Beban Usaha Tidak Langsung | Golongan Beban/biaya |
Demikian artikel mengenai pengkodean perkiraan perusahaan. Untuk pembahasan menarik lainnya Anda dapat ikuti dan baca artikel pada blog kami dengan cara klik Blog Krishand. Jika Anda sedang mencari program-program akuntansi, pajak dan payroll anda dapat mengunjungi website kami dengan cara klik Krishand Software untuk download secara gratis program-program trial dari Krishand Software. Semoga bermanfaat, untuk pembahasan mengenai contoh perkiraan akan kami bahas pada artikel selanjutnya.
JP2207